Jumat, 20 Juni 2014

Tugas 1 - Etika & Profesionalisme TSI




Etika Profesi Tukang Bubur Keliling
Nama   : Dita Ariska
Kelas   : 4 KA 28
NPM   : 12110102


Profesi tukang bubur keliling yang menjadi objek penelitian penulis adalah tukang bubur keliling langganan penulis sejak kecil yang telah berjualan keliling di sekitar kompleksnya, bahkan sejak penulis menduduki bangku Sekolah Dasar pun telah berlangganan membeli bubur untuk sarapan dengan sang pedagang keliling. Metode penelitian penulis akan tugas ini melalui wawancara dengan sang pedagang keliling. Penulis tidak hanya bertanya seputar etika pada profesi pedangang bubur keliling tersebut, akan tetapi juga menanyakan banyak hal seputar pengalam kerja dari profesinya sebagai pedagang bubur keliling yang telah beliau geluti selama hampir 12 tahun, yaitu sejak tahun 2002 beliau telah bekerja sebagai pedangang bubur keliling di Perumahan Rawa Lumbu blok 1, 2, dan 3 Bekasi Timur.


Profesi sebagai pedangan bubur keliling ini salah satu bidang pekerjaan yang sedikit demi sedikit akan menguntungkan, apalagi jika sudah memiliki pelanggan tersendiri, maka omset penjualan akan semakin tinggi. Karena pada umumnya pembeli akan membeli untuk sarapan dan biasanya para ibu rumah tangga belum sempat untuk memasak sarapan pagi. Sehingga masyarakat pada umumnya akan memilih bubur untuk sebagai sarapan pagi. Sang pedangang keliling ini cukup memiliki banyak pelanggan yang loyal meskipun harga bubur permangkuknya hanya 6 ribu rupiah, harga ini hampir menyamai harga standar bubur pada umumnya.

Selama hampir 15 tahun bekerja dibidang ini, ada banyak suka duka yang di alami oleh beliau yang biasa disapa dengan panggilan bang bule. Beliau menuturkan bahwa sesame rekan seprofesi dibidang penjual keliling, mereka juga memiliki beberapa etika pada umumnya tidak terlalu bersinggungan, mengapa? Karena sebagai pedangang keliling, masing-masing pedagang memiliki citra rasa makanan yang dijajakan oleh penjual dimata para langganannya. Artinya, walaupun ada beberapa pedagang keliling lain yang menjadi saingannya, tetapi setiap pedangang keliling memiliki citra rasa makanan yang berbeda-beda sehingga pelanggan dapat menilai kira-kira pedagang keliling mana yang rasanya enak dan harganya efisien.

Bahkan sesama pedangang keliling yang daerah penjajakannya sama, juga tidak memiliki aturan baku dalam bekerja. Berdasarkan pengalaman dari bang bule, setiap pedagang keliling khususnya penjual bubur keliling, mereka bekerja dengan karakter dan variasi makanan mereka masing-masing tanpa memiliki prosedur kerja yang baku untuk mencari pelanggan. Inilah yang menjadi salah satu perbedaan antara pedagang keliling dengan pedagang yang berjualan menetap disuatu tempat. Karena pedagang yang bekerja menetap atau menyewa tempat untuk berjualan, mereka bekerja berdasarkan standar oprasi prosedur yang telah ditetapkan oleh pemilik tempat yang ia sewakan, sedangkan pedagang keliling, mereka bekerja dengan karakter dan cara mereka masing-masing sehingga sang pedagang keliling bekerja berdasarkan setoran sedangkan pedagang yang menetap hasil dibagi oleh pemilik tempat. Namun pedagang keliling pada umumnya memiliki kecemburuan social yang tinggi, khususnya apabila salah seorang pedagang memiliki pelanggan yang banyak sedangkan pedagang bubur keliling yang lain memiliki pelanggan yang sedikit, maka bisa menimbulkan kesenjangan dari segi pendapatan kerja.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

About

want to know me? ask Fikri Mulkan XD♥
Twitter Widgets
Powered By Vistaprint